menyadari terkait hal hal yang melanda teman teman mahasiswa yang tengah
ditindas oleh kaum kaum elit birokrasi kampus ini.
Universitas sekarang
telah semena mena meluncurkan kebijakan. seperti prosesi pelunasan DPP yang
harus dilunasi pada tanggal 15 Des 2015 yang itu di anggap sebagai kebijakan
yang cocok untuk kondisi mahasiswa UNITRI. Padahal kita sudah tau dan sangat
memahami bahwa 85% masyarakat UNITRI berasal dari latar belakang keluarga
perekonomian yang sangat relative rendah. Haruskah kita menjual jantung kita atau menjual jantung orang tua
kita untuk melunasi DPP itu. Kenapa hari ini TRIBHUWANA KERAKYATAN ini
memberikan penggeseran budaya kebijakan. padahal pada angkatan 2009 sampai
angkatan 2014 diberikan peluang untuk melunasi DPP selama perkuliahan 8
semester. Kenapa hari ini mahasiswa
baru yang menjadi objek? Ataukah karena kampus memandang mereka adalah manusia
manusia baru yang polos dan hanya akan patuh dibawah kaki kaki hitam yang najis
dari pembuat kebijakan itu? Ataukah kampus tengah ditekan oleh suatu teori Koorporasi demi kepentingan kelompok
elit yang ada dikampus ini.
Saudara saudara dan
kawan kawan. Mari kita sadari secara seksama. Dalam brosur tercantum sebuah
fasilitas yang didengung dengungkan terkait laboratorium komputer yang
persemester teman teman mahasiswa wajib membayar dana sebesar 65000. Dan itu
tidak dinikmati oleh para sekian banyak mahasiswa. karena kondisi laboratorium
yang sangat kecil dan komputer yang tidak layak. Pertanyaan kita hari ini kemana
perginya dana yang kian besar itu? Ada apa dengan kampus ini saudara
saudara?
Motto kampus ini adalah
Salam Senyum Sapa. Tapi mari
kita kembali melihat. Buka mata kita lebar lebar apakah saudara saudara sudah
merasakan hal itu. Apakah saudara saudara sudah merasa puas dengan hal itu.
Pelayanan dikampus ini hanya selesai dipapan papan pengumuman atau hanya
selesai diposter poster kayu di dinding kampus. Saya sebagai mahasiswa unitri
merasa malu. Karena hal itu telah menggembar gemborkan kepalsuan yang ada dikampus
ini. Mari kita sadari kembali saudara saudara. Kita hari ini tengah dikencingi
oleh kaum kaum yang merasa tak berdosa dan Merasa benar itu.
Lihatlah pelayanan AKADEMIK, lihatlah pelayanan KEUANGAN. Apakah mereka menebarkan
senyum perdamaian.? Ternyata TIDAK.
Dan hari ini saatnya kita mengatakan TIDAK.
Saatnya Mahasiswa UNITRI menyatakan LAWAN.
BAPAK REKTOR. Tolong dengarkan aspirasi kami. Kami
bukan penjahat, kami bukan mahasiswa yang menginginkan kerusakan. Tapi kami
kaum kaum yang lemah yang tengah ditindas. Maka berikanlah kemurahan hatiMu.
Agar kami bisa berkata. Rector kami adalah dewa. Rector kami adalah
dewa dan rector kami adalah dewa. Pecat mereka orang orang yang
berkepentingan dikampus. Tolong tegakkan Education
For All bukan malah menciptakan logika baru yaitu logika untung rugi
(koorporasi). Jangan perdagangkan kami. Kami bukan besi tua ataupun rongsokan.
Kami juga manusia yang ingin sukses sepertimu. Tolong kami.
Hidup Mahasiswa
Hidup Mahasiswa
Hidup Mahasiswa
0 comments :