MEMINANGMU
Beberapa
kata di mulutku tumpah
Menawar
pekat dingin malam waktu ini
Senantiasa
kutulis beribu-ribu sajak
Walau
semuanya tak tuntas menjadi puisi
Setidaknya
pengobat rindu kepadamu
Lewat
labirin sunyi
Aku mulai
ritualku yang sangsai tertindas duka
Membuka
catatan pagi
Aku
membacanya dengan ragu-ragu
Takut ada
yang cemburu
Badan
mendidih buncah
Menggenapi
gemetar bibir dan perasaan gelisah
Rasanya
malam ini
Aku ingin
bermain petak umpet bersamamu, berdua
Menghilangkan
kalut
Meramaikan
suasana hening menakutkan
Sepi telah
mengurungku beberapa hari
Mencincang
tubuhku untuk menemuimu
;pemburu
rindu yang mahir seantero jagat
Untuk
menaklukkan pemiliknya
Dan itu
adalah kau :maha kasih
Dini malam
Aku akan
bermunajat kepada Tuhan
Supaya hari
esok
Do’aku
terkabulkan
“yaitu
meminangmu”
Bukan hanya
menemuimu
Agar antara
aku dan kau ada ikatan
Biar semua
tahu
Bahwa aku
sudah insyaf mantan brutal
Dari segala
kisah mengerikan
Oleh itu
Aku minta
aminmu
Supaya lekas
Tuhan mengatakan setuju
Menjadi raja
dan ratu
Hingga akhir
jaman nanti
Lubangsa,
2010
Piring Telah
Pecah
Piring telah
pecah
Kukemas lagi
dalam ingatan
Sesegera
kilat menyambar kala hujan
Serta
kubungkus dalam pelastik kekanakan
Piring telah
pecah
Bertaburan
kedalam mimpi kahfi
Disana aku
mencoba menyelaminya
Bersama
ruhmu kuikat ke otak
Sepanjang
perjalanan liku-liku
Berkabung
kemana-mana
Piring telah
pecah
Secepat
angin aku memilihnya
Biar tidak
ada luka
Terus
mengeja kata
Di salah
satunya
Aku temukan
hatimu membelah parah
Dari deretan
piring yang telah pecah
Lubangsa
2010
0 comments :