Wednesday 21 October 2015

Pilihan Takdir

Unknown     00:18    

aku berbicara dengan segala kesadaran tanpa mempedulikan bisikan-bisikan agar aku menentang takdir ya......aku adalah jiwa yang penuh dengan aturan fenomena alam hanya berharap tanpa jawaban. Menanamkan pilar-pilar kebenaran hati namun tak membuahkan menara impian. Berjalan, berrbicara, berteman bahkan memasuki dunia pendidikan tanpa hati
nurani, semua adalah aturan.
Hari ini desahan ku salamkan pada angin sebagai sahabat tansah kelingan air mata hati ketika aturan membuat diri mati. Ha.....ha....ha....burung hantu tergugah di jendela kamar ketika kamar mereka menolak apa yang ku inginkan.
“kau lebih baik seperti ini”
Sayup-sayup itu mendengkur di bahu walau lirih gemersik kuusahakan masuk ke hati selembut sutera, resah jiwa menembus dinding hati berputar mengelilingi kebingungan akal.
“bagaimana jika seusai sekolah, kita ke mall”
Merambat ku melangkah jiwa. Oh.....mereka mengerti akan sosok yang harus patuh pada putaran jiwa.
“kau seperti di penjara”
“kau tidak bosan dengan hidupmu”
AKU, aku hanya terpaku melihat pikiran mereka berlari ke arahku bersama bintan kebingungan.dia memegang bahuku memberi ketenangan hati.
BOSAN__sebosan aku, menghitung kalender diatas laci kamar dengan angan kapan semua ini usai bersyukur karna aku tidak gila perihal aturan yang menjadi rantai belenggu. Seingat hati__
“keterpaksaan akan membawa kebiasaan, sesuatu jangan dijadikan kewajiban tapi kebutuhan.”
Tapi bukan berarti aku orang baik karna selalu mengikuti pasung takdir. Karna aku harus menanggung malu di hadapan tuhan dengan sifat angkuh, pemarah bahkan mungkin aku tak pantas di kenal oleh dunia.
Coretan merah selalu menggores diary tatkala suara hati meminta perubahan yang logikanya aku tetaplah segumpal darah yang akan mengalami perubahan kapan saja. Namun bisakah diri ini....?
Tak jarang dari mereka menampakkan kebencian pada sosok jelata ini, sebuah alasan jelas karena aku tak mampu merubah sifatku.
Tapi tuhan jika aku boleh mengadu dan menyanggah paksaan ini. Jujur aku merasa tidak adil ketika mereka memintaku berubah tapi takdirku tak pernah berubah.
Dan kini aturan itu merambat pada cintaku.

penulis: salah satu mahasiswa ilmu administrasi negara, fakultas ilmu sosial dan politik universitas tribhuwana tunggadewi malang

0 comments :

About us

Office : Jl. Telagawarna Blok D Nomer 2 Kelurahan Telogomas Kecamatan Lowokwaru Kota Malang Jawa Timur

Salam Redaksi

Kritik dan Saran Kami Sangat Mengharpkan dari Para Kader dan Pembaca, Agar Kedepannya Isi Maupun Conten Bisa Kami Sajikan Lebih Baik
© 2011-2014 MEDIA ONLINE "Ad-dakhil". Designed by Bloggertheme9. Powered by Blogger.